begroun

Change Background of This Blog!



Pasang Seperti Ini

Senin, 28 Oktober 2013

conecctor ST, SC, LC

conecctor ST, SC, LC

Post to TwitterPost to Facebook

Konektor

Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal atau disebut juga konektor, biasanya memiliki tipe standar seperti berikut:
  1. FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.
  2. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
  3. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut.
  4. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan.
  5. D4: konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
  6. SMA: konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.
  7. E200
Selanjutnya jenis-jenis konektor tipe kecil:
  1. LC
  2. SMU
  3. SC-DC
Selain itu pada konektor tersebut biasanya menggunakan warna tertentu dengan maksud sebagai berikut:
Warna Konektor Arti Keterangan
Biru Physical Contact (PC), 0° yang paling umum digunkan untuk serat optik single-mode.
Hijau Angle Polished (APC), 8° sudah tidak digunakan lagi untuk serat optik multi-mode
Hitam Physical Contact (PC), 0°
Abu-abu, Krem Physical Contact (PC), 0° serat optik multi-mode
Putih Physical Contact (PC), 0°
Merah Penggunaan khusus

perbedaan UTP dan STP

perbedaan UTP dan STP
Kabel pasangan berpilin/berbelit (bahasa Inggris: twisted pair cable) adalah sebuah bentuk kabel yang dua konduktornya digabungkan dengan tujuan untuk mengurangi atau meniadakan gangguan elektromagnetik dari luar seperti radiasi elektromagnetik dari kabel pasangan berbelit tak terlindung (UTP cables), dan wicara silang (crosstalk) di antara pasangan kabel yang berdekatan.

Unshielded twisted-pair (UTP)

Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.
Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis dalam tabel berikut.
Kategori Kegunaan
Category 1 (Cat1) Kualitas suara analog
Category 2 (Cat2) Transmisi suara digital hingga 4 megabit per detik
Category 3 (Cat3) Transmisi data digital hingga 10 megabit per detik
Category 4 (Cat4) Transmisi data digital hingga 16 megabit per detik
Category 5 (Cat5) Transmisi data digital hingga 100 megabit per detik
Enhanced Category 5 (Cat5e) Transmisi data digital hingga 250 megabit per detik
Category 6 (Cat6)
Category 7 (Cat7)
Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e) dan Category 5 (Cat5) merupakan kabel UTP yang paling populer yang banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi Ethernet.

Kategori 1

Kabel UTP Category 1 (Cat1) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah, yang didesain untuk mendukung komunikasi suara analog saja. Kabel Cat1 digunakan sebelum tahun 1983 untuk menghubungkan telepon analog Plain Old Telephone Service (POTS). Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat1 membuatnya kurang sesuai untuk digunakan sebagai kabel untuk mentransmisikan data digital di dalam jaringan komputer, dan karena itulah tidak pernah digunakan untuk tujuan tersebut.

Kategori 2

Kabel UTP Category 2 (Cat2) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 1 (Cat1), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara digital. Kabel ini dapat mentransmisikan data hingga 4 megabit per detik. Seringnya, kabel ini digunakan untuk menghubungkan node-node dalam jaringan dengan teknologi Token Ring dari IBM. Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat2 kurang cocok jika digunakan sebagai kabel jaringan masa kini. Gunakanlah kabel yang memiliki kinerja tinggi seperti Category 3, Category 4, atau Category 5.

Category 3

Kabel UTP Category 3 (Cat3) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 2 (Cat2), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara pada kecepatan hingga 10 megabit per detik. Kabel UTP Cat3 menggunakan kawat-kawat tembaga 24-gauge dalam konfigurasi 4 pasang kawat yang dipilin (twisted-pair) yang dilindungi oleh insulasi. Cat3 merupakan kabel yang memiliki kemampuan terendah (jika dilihat dari perkembangan teknologi Ethernet), karena memang hanya mendukung jaringan 10BaseT saja. Seringnya, kabel jenis ini digunakan oleh jaringan IBM Token Ring yang berkecepatan 4 megabit per detik, sebagai pengganti Cat2.
Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP Category 3 pada beberapa frekuensi.
Karakteristik Nilai pada frekuensi 10 MHz Nilai pada frekuensi 16 MHz
Attenuation (pelemahan sinyal) 27 dB/1000 kaki 36 dB/1000 kaki
Near-end Cross-Talk (NEXT) 26 dB/1000 kaki 23 dB/1000 kaki
Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki
Impendansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)
Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki

Category 4

Kabel UTP Category 4 (Cat4) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara hingga kecepatan 16 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga 22-gauge atau 24-gauge dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini dapat mendukung jaringan Ethernet 10BaseT, tapi seringnya digunakan pada jaringan IBM Token Ring 16 megabit per detik.
Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP Category 4 pada beberapa frekuensi.
Karakteristik Nilai pada frekuensi 10 MHz Nilai pada frekuensi 20 MHz
Attenuation 20 dB/1000 kaki 31 dB/1000 kaki
Near-end Cross-Talk 41 dB/1000 kaki 36 dB/1000 kaki
Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki
Impedansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)
Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki

Category 5

Kabel UTP Category 5 (Cat5) adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang didesain untuk mendukung komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini telah distandardisasi oleh Electronic Industries Alliance (EIA) dan Telecommunication Industry Association (TIA).
Kabel Cat5 dapat mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet (100BaseT), hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah kabel paling populer, mengingat kabel serat optik yang lebih baik harganya hampir dua kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan kabel Cat5. Karena memiliki karakteristik kelistrikan yang lebih baik, kabel Cat5 adalah kabel yang disarankan untuk semua instalasi jaringan.
Karakteristik Nilai pada frekuensi 10 MHz Nilai pada frekuensi 100 MHz
Attenuation 20 dB/1000 kaki 22 dB/1000 kaki
Near-end Cross-talk 47 dB/1000 kaki 32.3 dB/1000 kaki
Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki
Impendansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)
Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki
Structural return loss 16 dB 16 dB
Delay skew 45 nanodetik/100 meter 45 nanodetik/100 meter

Enhanced Category 5

Kabel ini merupakan versi perbaikan dari kabel UTP Cat5, yang menawarkan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan Cat5 biasa. Kabel ini mampu mendukung frekuensi hingga 250 MHz, yang direkomendasikan untuk penggunaan dalam jaringan Gigabit Ethernet, meskipun menggunaan kabel UTP Category 6 lebih disarankan untuk mencapai kinerja tertinggi.

Pengabelan UTP Category 5

Pengabelan UTP Category 5 Straight
Pengabelan UTP Category 5 Crossover
Dalam menghubungkan jaringan Ethernet dengan menggunakan kabel UTP Category 5, terdapat dua strategi pengabelan, yakni Crossover cable dan Straight-through cable. Kabel Crossover digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang sama (NIC dengan NIC lainnya, hub dengan hub yang lainnya dan lain-lain), sementara kabel Straight-through digunakan untuk menghubungkan NIC dengan hub atau NIC dengan switch.

Shielded twisted pair (STP atau STP-A)

Shielded twisted pair atau STP adalah kabel pasangan berpilin yang memiliki perlindungan dari logam untuk melindungi kabel dari intereferensi elektromagnetik luar.

Manchester Encoding

Manchester Encoding

 

Manchester encoding adalah jenis pengkodean digital yang digunakan dalam data transmisi. Within the structure for Manchester encoding, the data bits in the transmission are represented by a series of states that occur in a logical sequence.. This approach to data transmission is somewhat different, as many encoding methods tend to assign a high or low state of voltage to each bit and use that information as the criteria for effecting the transfer of the bits.
Manchester Encoding (pertama kali diterbitkan pada 1949) adalah teknik pengkodean sinkronisasi jam yang digunakan oleh fisik layer (lapisan) untuk mengkodekan jam dan data dari sinkronisasi arus bit. Dengan teknik ini, yang sebenarnya data biner ditransmisikan melalui kabel tidak dikirim sebagai urutan logika 1 dan 0 yang (secara teknis dikenal sebagai Non Return to Zero (NRZ)). Sebaliknya, bit diterjemahkan ke dalam format yang sedikit berbeda yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan menggunakan pengkodean biner lurus (yaitu NRZ).
Dalam telekomunikasi, kode Manchester  (juga dikenal sebagai Fase Encoding, atau PE) adalah kode baris pengkodean di mana setiap data bit setidaknya memiliki satu transisi dan menempati waktu yang sama

Bersama dengan perbedaan dalam cara data yang diakui dan ditransmisikan, Manchester encoding juga mencakup penetapan batas-batas tertentu yang mempengaruhi proses transmisi. First, there is a default in place for the length of each data bit included in the transmission.

Pertama, ada di tempat default untuk panjang setiap bit data yang disertakan dalam transmisi. Because of this default, the end result is that the transmission signal involved with Manchester encoding is self-clocking. Karena default ini, hasil akhirnya adalah bahwa sinyal transmisi yang terlibat dengan Manchester encoding adalah clocking diri.
Second, the structure for Manchester encoding determines the state of the bit based on the direction of the transmission relative to the placement of the bits. Kedua, struktur untuk Manchester encoding menentukan keadaan bit berdasarkan arah transmisi relatif terhadap penempatan bit. Essentially, this transition may go in a direction of low to high, or high to low. Pada dasarnya, transisi ini dapat pergi dengan arah rendah ke tinggi atau tinggi ke rendah. The direction will often depend on the system receiving the data, and will vary. Arah akan sering bergantung pada sistem menerima data, dan akan bervariasi. Manchester encoding allows for this variable and functions accordingly. Manchester Encoding memungkinkan untuk variabel dan fungsi yang sesuai.
One of the main advantages to using the Manchester code approach to data transmission is the self-clocking component. Salah satu keuntungan utama menggunakan kode Manchester pendekatan transmisi data adalah komponen clocking diri. This process of synchronizing and timing the rate and direction of the transmission can help to reduce the chances for several types of data failure. Proses sinkronisasi dan waktu kecepatan dan arah transmisi dapat membantu untuk mengurangi kemungkinan untuk beberapa jenis data kegagalan. Most notably, Manchester encoding helps to reduce the overall error rate during the actual transmission, which helps to preserve the integrity of the data. Paling menonjol, Manchester encoding membantu mengurangi tingkat kesalahan keseluruhan selama transmisi sebenarnya, yang membantu untuk menjaga integritas data. Manchester encoding also is understood to enhance the overall reliability of the transmission, due to the perimeters that are in place to govern the rate and timing of the transmission. Manchester Encoding juga dipahami untuk meningkatkan keandalan keseluruhan transmisi, karena batas-batas yang ada di tempat untuk mengatur tingkat dan waktu transmisi.
Along with the advantages of using Manchester encoding, some programmers do note one potential disadvantage to the process. Seiring dengan keuntungan menggunakan pengkodean Manchester, beberapa programmer catatan agenda satu potensi kerugian pada proses. Manchester encoding involves the transmission of more bits of data than were part of the original data signal. Manchester Encoding melibatkan transmisi lebih bit data daripada adalah bagian dari sinyal data aslinya. While this does not tend to cause problems in many cases, there are those that believe the of additional bits can impact the integrity of the data in ways that are not readily apparent at the time of transmission. Meskipun hal ini tidak cenderung menyebabkan masalah dalam banyak kasus, ada orang-orang yang percaya bahwa penyertaan bit tambahan dapat mempengaruhi integritas data dalam cara yang tidak mudah terlihat pada saat pengiriman.



Kode manchester secara luas digunakan (misalnya dalam Ethernet. )
Ada kode yang lebih kompleks misalnya 8B/10B pengkodean yang menggunakan lebih sedikit bandwidth untuk mencapai cepatnya data yang sama (tapi yang mungkin kurang toleran terhadap frekuensi kesalahan dan pada pemancar dan penerima referensi jam).

Dalam pengkodean Manchester yang ditampilkan, logika 0 ditunjukkan oleh 0-1 transisi di tengah-tengah bit dan logika 1 adalah ditunjukkan oleh 1-0 transisi di tengah bit. Note that signal transitions do not always occur at the 'bit boundaries' (the division between one bit and another), but that there is always a transition at the centre of each bit. Perhatikan bahwa transisi sinyal tidak selalu terjadi pada 'batas-batas bit' atau bit boundaries (pembagian antara satu bit dan lain), tetapi selalu ada transisi di pusat dari setiap bit. Aturan pengkodean Manchester dirangkum di bawah ini:

Data asli
Nilai Terkirim
Logika 0
0-1 (bit ke atas transisi di pusat)
Logika 1
1-0 (ke bawah sedikit transisi di pusat)

Dalam beberapa kasus, dilihat pengkodean yang terbalik, dengan 0 yang direpresentasikan sebagai 0-1 transisi. Dua definisi telah hidup bersama selama bertahun-tahun. Buku Ethernet Blue dan IEEE standar (10 Mbps) yang menggambarkan suatu metode dalam Logika whih dikirim sebagai 0 adalah 0-1 transisi, dan Logika 1 sebagai transisi satu sampai nol (di mana nol diwakili oleh tegangan yang kurang negatif pada kabel). Perhatikan bahwa karena banyak lapisan fisik mempekerjakan driver garis pembalik.  Untuk mengubah digit biner menjadi sinyal listrik, sinyal pada kabel adalah kebalikan dari output oleh pengkode.
Diferensial lapisan fisik transmisi, (misalnya 10BT) tidak mengalami pembalikan ini. Gelombang untuk dikodekan Manchester membawa sedikit aliran urutan bit 110.100.
Transisi sinyal tidak selalu terjadi pada 'bit batas-batas' (pembagian antara satu bit dan lain), tetapi selalu ada transisi di pusat dari setiap bit. Alternatif pengkodean dapat dipandang sebagai tahap pengkodean di mana setiap bit dikodekan oleh postif 90 derajat, atau negatif 90 derajat fase transisi. Kode Manchester Oleh karena itu, kadang-kadang dikenal sebagai Kode Biphase.

Sebuah sinyal yang dikodekan Manchester tingkat sering berisi transisi yang memungkinkan receiver untuk mengekstrak sinyal clock dan benar decode nilai dan waktu dari setiap bit. Untuk memungkinkan operasi, arus bit yang ditransmisikan harus mengandung kepadatan tinggi dari transisi bit. Pengkodean Manchester memastikan ini, yang memungkinkan penerima dengan benar mengekstrak signal clock.
Biphase Pengkodean Manchester dapat mengkonsumsi sampai kira-kira dua kali bandwidth sinyal asli (20 MHz). Ini adalah untuk memperkenalkan frekwensi  transisi. Untuk 10 Mbps LAN, spektrum sinyal terletak di antara 5 dan 20 MHz.



Manchester encoding digunakan sebagai lapisan fisik sebuah Ethernet LAN, di mana penambahan bandwidth bukan masalah yang signifikan untuk transmisi kabel koaksial, bandwidth yang terbatas mengharuskan CAT5e kabel yang lebih efisien metode pengkodean untuk transmisi 100 Mbps menggunakan kode MLT 4b/5b .

Ini menggunakan tiga tingkat sinyal (bukan yang digunakan dua tingkat di Manchester encoding) dan itu memungkinkan sinyal 100 Mbps untuk menduduki hanya 31 MHz bandwidth. Gigabit Ethernet memanfaatkan lima tingkat dan 8b/10b encoding, untuk memberikan bahkan lebih efisien penggunaan bandwidth kabel yang terbatas, pengiriman 1 Gbps dalam 100 MHz bandwidt
Contoh dari Manchester Encoding




Pola bit "0 1 1 1 1 0 0 1" encode untuk "01 10 10 10 10 01 01 10".
Contoh lain yang lebih aneh adalah pola "1 0 1 0 1 etc"
yang encode untuk "10 01 10 01 10"
yang juga dapat dilihat sebagai "1 00 11 00 11 0".
Dengan demikian untuk 10 Mbps Ethernet LAN, maka urutan pembukaan encode ke 5 MHz gelombang persegi! (yaitu, Satu setengah siklus di setiap periode bit 0,1 mikrodetik.)
Sebuah tingkat transmisi 10 Mbps menyiratkan bahwa setiap bit dikirim dalam 0,1 mikrodetik. Untuk coaxial cable, kecepatan perjalanan sinyal kabel sepanjang kira-kira 0,77 kali kecepatan cahaya (yaitu 0.77x3x10E8). Karena itu Sedikit menempati 23 meter kabel. Di bawah kondisi yang sama bingkai yang terkecil akan 13.3 km!
Jika Anda ingin melakukan perhitungan yang sama untuk kabel twisted pair, Anda harus mempertimbangkan bahwa kecepatan propagasi lebih lambat di 1.77x10E8 (0.59c). Meningkatkan bit rate, misalnya menggunakan 100BTx, mengurangi waktu yang tersedia untuk mengirim setiap bit ke kawat, tetapi tidak mengubah kecepatan tepi bit perjalanan melalui kabel!

1 komentar: